“Oh… betapa indahnya hidup kita jalani
Tiada waktu terlewat tanpa bahagia
Mari lihat ke luar, terkadang kita lupa
Kita tak sendiri menikmati indahnya
Hidup yang diberikan oleh Sang Pencipta….”
(Sumber lirik: Kidung)

Penggalan bagian lirik lagu di atas begitu indah. Bagian lirik itu intinya kira-kira demikian, “Bukti seseorang mengasihi Allah adalah mengasihi sesamanya.” Itulah yang memberikan dorongan bagi keluarga besar YLSA untuk turun gunung dan berbagi kasih melalui bakti sosial bersama dengan saudara-saudara seiman. Tepatnya mulai pertengahan tahun lalu, semua staf YLSA mulai mengumpulkan koin-koin yang kami miliki, baik di kantong ataupun di dompet kami, khususnya ketika staf kembali dari jajan saat ‘break’ kantor berakhir. Seperti tidak kenal lelah, mbak Elly dengan sabar berkunjung dari satu meja ke meja yang lain untuk menghimpun setiap koin yang ada. Ada kalanya mendapat sambutan seperti, “Lewat dulu ya mbak….” Puji Tuhan, selalu ada yang bisa dikumpulkan.

Seperti kata pepatah, “Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.” Kalimat itulah yang tepat mewakili setiap koin yang kami kumpulkan bersama-sama yang pada akhirnya memberikan hasil. Meski tidak banyak, saya melihat antusias yang besar dari teman-teman untuk menyukseskan acara ini. Satu kerinduan kami melalui momen ini adalah menjadi saluran berkat bagi orang lain. Karena itu kami mulai merencanakan ‘aksi sosial SABDA’. Berbagai ide-ide kreatif telah banyak diusulkan oleh teman-teman dan akhirnya kami sepakat untuk mengadakan acara nonton bareng bersama anggota Persekutuan Pemulung Solo, “Biji Mata Yesus”. Film yang kami tonton adalah “Jesus Story for Children” yang diambil dari DVD Library SABDA Anak 1.2.

Agenda yang dinanti-nantikan pun akhirnya tiba, yaitu tanggal 14 Mei 2013, pukul 18.00 WIB. Acara nonton bareng ini dibuka dengan puji-pujian yang dipimpin oleh Sdr. Yegar dengan tim singer (Sdri. Lusi, Ade, Evie dan Tika) yang dengan suara emasnya dapat mengajak setiap orang yang hadir larut dalam sukacita. Sesekali Yegar mengajak jemaat untuk menirukan gerakannya, yang membuat suasana semakin hidup. Senyuman dari wajah-wajah yang bersukacita menghiasi indahnya kebersamaan ibadah malam itu. Sesudah puji-pujian berakhir, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Ibu Yulia dan diteruskan dengan refleksi singkat. Setelah itu, acara diteruskan dengan menonton film Yesus. Film yang diambil dari Injil Lukas ini menceritakan pelayanan Yesus selama berada di dunia dilihat dari sudut pandang anak. Saya mengamati mereka semua sangat antusias menonton tayangan film yang diputar. Bahkan, anak-anak yang datang pun bisa duduk diam menyaksikan pemutaran film malam itu. Setelah film berakhir, kami menutup acara dengan sedikit refleksi dan berdoa. Lalu kami membagikan makan malam berupa nasi bungkus kepada semua yang hadir. Puji Tuhan, acara dapat berjalan dengan lancar meski masih banyak hal-hal yang perlu ditingkatkan lagi. Saya sangat diberkati setelah mengikuti acara tersebut. Harapan saya, acara seperti ini dapat membangkitkan semangat semua yang datang untuk mengakui bahwa “Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat.” Tuhan memberkati.